Aspek Teknis Rajutan Lusi: Mesin, Proses, dan Perhitungan Benang

Dec 24, 2024 Dilihat: 680

Rajutan lusi adalah teknik manufaktur tekstil yang canggih dan efisien yang menghasilkan kain berkinerja tinggi untuk berbagai aplikasi. Tidak seperti rajutan pakan, rajutan lusi melibatkan jalinan benang ke arah lusi (memanjang), menggunakan mesin yang sangat khusus untuk menciptakan kain yang tahan lama, stabil, dan serbaguna. Artikel ini mengeksplorasi komponen teknis utama dari mesin rajut lusi, seluk-beluk proses seperti beaming, dan perhitungan penting yang terlibat dalam memperkirakan kebutuhan benang untuk produksi.


Komponen Utama Mesin Rajut Lusi

Mesin rajut lusi adalah sistem yang kompleks yang dirancang untuk mengontrol beberapa benang secara tepat dan menciptakan struktur kain yang rumit. Komponen utamanya meliputi:

  1. Creel: Creel menahan dan mengatur paket benang (cone atau keju) dan memastikan suplai benang yang konsisten di bawah tegangan yang terkendali. Penyiapan creel yang tepat sangat penting untuk menghindari kekusutan dan memastikan kelancaran operasi.
  2. Bilah Panduan: Batang pemandu mengontrol gerakan lateral benang, memungkinkan penciptaan berbagai pola jahitan. Jumlah batang pemandu mempengaruhi kerumitan dan tekstur kain.
  3. Jarum: Jarum membentuk lingkaran dengan benang. Jenis yang umum termasuk jarum kait, berjenggot, dan jarum majemuk, masing-masing cocok untuk aplikasi tertentu.
  4. Pemberat: Pemberat menahan kain pada tempatnya selama pembentukan lingkaran, memastikan keseragaman dan mencegah cacat.
  5. Warp Beam: Balok lusi menyimpan benang dalam susunan paralel dan memasukkannya ke dalam zona perajutan. Gulungan yang seragam dan kontrol tegangan selama proses beaming sangat penting untuk produksi kain berkualitas tinggi.
  6. Mekanisme Pengambilan dan Pelepasanmengatur gerakan kain dan melepaskan benang lusi, menjaga ketegangan yang konsisten dan memastikan kerapatan kain yang merata.

Proses Berseri-seri

Beaming, juga dikenal sebagai warping, adalah langkah persiapan di mana beberapa benang digulung sejajar dengan berkas lusi. Proses ini memastikan tegangan dan keselarasan yang seragam, yang sangat penting untuk perajutan yang efisien dan produksi kain berkualitas tinggi.

Langkah-langkah dalam Berseri-seri:

  • Creeling: Paket benang disusun pada creel, dan setiap benang diarahkan melalui pemandu untuk menjaga ketertiban dan mencegah kekusutan.
  • Menegangkan: Ketegangan yang konsisten diterapkan pada setiap benang untuk menghindari masalah seperti kerusakan atau kerapatan kain yang tidak merata.
  • Berliku: Benang dililitkan pada balok lungsin dalam susunan paralel.
  • Pelengkungan Bagian: Untuk pola atau desain yang rumit, sectional warping membagi lungsin menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, sehingga memungkinkan fleksibilitas pola.

Persyaratan Benang untuk Rajutan Lusi

Memperkirakan kebutuhan benang secara akurat sangat penting untuk produksi yang efisien dan manajemen biaya. Beberapa faktor mempengaruhi perhitungan, termasuk jumlah ujung (benang), panjang kain, jumlah benang, dan jatah limbah.

Parameter yang Perlu Dipertimbangkan:

  1. Jumlah Ujung (E): Jumlah total benang lungsin yang diperlukan berdasarkan desain dan lebar kain.
  2. Panjang Kain (L): Total panjang kain yang akan diproduksi.
  3. Jumlah Benang (C): Ukuran kehalusan benang, sering dinyatakan dalam Tex atau Denier.
  4. Kelonggaran Limbah (W): Persentase yang ditambahkan untuk memperhitungkan limbah benang selama pemrosesan, biasanya berkisar antara 1,5% hingga 4%.

Rumus untuk Perhitungan Panjang Benang:Untuk menghitung total panjang benang yang dibutuhkan:

Total Panjang Benang = Jumlah Ujung × Panjang Kain × (1 + Kelonggaran Sampah)

Rumus untuk Perhitungan Berat Benang:Untuk mengubah panjang benang menjadi berat:

Berat Benang = Total Panjang Benang ÷ Panjang Benang per Satuan Berat

"Panjang Benang per Satuan Berat" tergantung pada sistem penghitungan benang yang digunakan. Sebagai contoh, dalam sistem hitungan kapas Inggris (Ne), panjang benang per pon dihitung sebagai:

Panjang Benang per Pound = Jumlah Benang × 840 yard

Contoh Perhitungan:Misalkan kita perlu memproduksi kain dengan:

  • 5.000 ujung lungsin
  • 10.000 meter kain
  • Jumlah benang 40 Ne
  • Tunjangan limbah sebesar 2%

Langkah 1: Hitung panjang benang total:

Total Panjang Benang = 5.000 × 10.000 × (1 + 0,02) = 51.000.000 meter

Langkah 2: Mengkonversi jumlah benang ke panjang per pon: Untuk benang 40 Ne:

Panjang Benang per Pound = 40 × 840 = 33.600 yard Konversikan yard ke meter: 33.600 × 0,9144 = 30.740,64 meter per pon

Langkah 3: Menghitung berat benang:

Berat Benang = 51.000.000 ÷ 30.740,64 ≈ 1.659,5 pon

Dengan demikian, sekitar 1.659,5 pon benang diperlukan, dengan memperhitungkan 2% jatah limbah.


Pertimbangan Teknis dalam Rajutan Lusi

  1. Kontrol Ketegangan: Ketegangan benang yang konsisten sangat penting untuk mencegah cacat seperti loop yang tidak rata atau distorsi kain. Mesin rajut lusi modern sering kali dilengkapi dengan sistem pemantauan tegangan waktu nyata.
  2. Pengaturan Mesin: Parameter seperti pengukur mesin (jumlah jarum per satuan lebar) dan kerapatan jahitan secara signifikan memengaruhi sifat dan penampilan kain.
  3. Kecepatan dan Efisiensi: Mesin rajut lusi yang canggih beroperasi pada kecepatan tinggi, membutuhkan sinkronisasi yang tepat dari semua komponen untuk memastikan kualitas kain yang konsisten.

Kesimpulan

Rajutan lusi adalah proses manufaktur tekstil yang sangat teknis dan serbaguna. Dari memahami komponen mesin hingga menguasai proses seperti pemintalan dan menghitung kebutuhan benang, kesuksesan dalam rajutan lusi bergantung pada keahlian teknis dan presisi. Dengan mengoptimalkan aspek-aspek ini, produsen dapat memproduksi kain dengan performa yang unggul, memenuhi beragam aplikasi dalam fesyen, tekstil industri, dan lainnya.