Memahami Rajutan Lusi: Teknik, Inovasi, dan Aplikasi

Oct 29, 2024 Dilihat: 753

Gambaran Umum Rajutan Lusi

Rajutan lusi adalah teknik produksi kain yang khas di mana setiap jarum menerima benangnya sendiri. Tidak seperti rajutan pakan, di mana benang berjalan secara horizontal, rajutan lusi melibatkan benang yang berjalan secara vertikal secara paralel. Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi kain yang kuat dan elastis yang cocok untuk berbagai aplikasi, termasuk pakaian olahraga, pakaian dalam, kain pelapis, dan tekstil teknis.

Ada dua jenis utama rajutan lungsin: raschel dan triko. Masing-masing dicirikan oleh metode konstruksi, peralatan, dan sifat kain yang unik.

Rajutan Raschel

Rajutan raschel menggunakan jarum kait dan menghasilkan kain yang lebih kasar dan bertekstur lebih terbuka. Benang yang lebih kasar, dan sering kali benang stapel, biasanya digunakan dalam jenis rajutan ini. Mesin rajut raschel beroperasi dengan jarum yang bergerak di dalam pelat dasar baja yang disebut pelat trik. Loop dibentuk pada betis jarum dan dicegah agar tidak bergerak ke atas oleh tarikan kain ke bawah, dibantu oleh pemberat di antara jarum. Bilah pemandu memfasilitasi proses pengumpanan benang.

Dalam siklus rajutan raschel:

  1. Jarum dimulai dari titik terendahdengan lingkaran sebelumnya dibuang, sementara lingkaran baru terbentuk dan menyambungkan kait jarum ke kain.
  2. Jarum-jarumnya terangkat, sehingga memungkinkan loop baru lewat di bawah kait.
  3. Bilah pemandu berayun melalui jarum, gerakkan bilah depan satu ruang jarum ke samping untuk menempatkan benang pada pengait.
  4. Jarum-jarum tersebut kemudian jatuh, menjebak loop baru saat loop yang lama terlepas.

Kain raschel sering kali menunjukkan konstruksi yang lebih terbuka dan tekstur yang lebih kasar daripada rajutan lungsin lainnya. Kain ini dapat berkisar dari pola rajutan sederhana hingga desain seperti renda yang rumit, yang memenuhi aplikasi fungsional dan estetika.

Rajutan Triko

Rajutan triko terutama menghasilkan kain yang halus dan ringan, umumnya memiliki berat kurang dari empat ons per meter persegi. Jenis rajutan lungsin ini menggunakan dua set benang, membentuk rusuk vertikal yang halus pada bagian depan kain dan rusuk horizontal pada bagian belakangnya. Prosesnya menggunakan jarum berjenggot dan berfokus pada efisiensi, dengan mesin yang mampu mencapai kecepatan produksi yang tinggi.

Siklus merajut triko melibatkan:

  1. Batang pemandu meletakkan benang pada pengait.
  2. Jarum menjebak loop baru sambil membuang loop lama.
  3. Kontrol yang tepat atas gerakan batang lateral, difasilitasi oleh rantai kontrol yang terbuat dari tautan logam yang tahan lama.

Meskipun sebagian besar mesin triko menghasilkan kain polos dengan menggunakan dua batang pemandu, ada minat yang semakin besar dalam merajut pola. Kain triko pola memerlukan kontrol gerakan lateral yang canggih, memungkinkan kemungkinan desain yang beragam.

Efek Khusus dalam Rajutan Lusi

Kemajuan dalam rajutan lungsin telah menghasilkan teknik yang menggabungkan benang-benang yang tidak dirajut untuk menambah warna, kepadatan, dan tekstur-sebuah proses yang dikenal sebagai tatahan. Benang-benang ini memainkan peran struktural pada beberapa kain, seperti yang terlihat pada teknik "zig-zag melintasi beberapa pilar" yang umum digunakan pada banyak kain raschel. Metode ini menciptakan rantai rajutan (atau "pilar") yang dihubungkan dengan tatahan zig-zag, menambah stabilitas dan elemen dekoratif pada kain.

Sebuah inovasi yang menonjol adalah mesin perajut lusi Co-We-Nit, yang menggabungkan sifat-sifat kain tenun dan rajutan. Mesin ini hanya membutuhkan dua lungsin pembentuk lungsin dan dapat menggabungkan hingga delapan benang lungsin yang saling bertautan, menghasilkan kain yang meniru tampilan tekstil tenun di satu sisi.

Kain Jalinan Lainnya: Produksi Jaring dan Renda

Rajutan lusi juga meluas ke produksi renda dan jaring. Popularitas renda buatan tangan mendorong pengembangan mesin pembuat renda, yang mengarah pada penemuan Heathcot, atau mesin bobbinet, yang meniru pola renda yang rumit seperti renda Brussel.

Berbagai jenis tali sepatu buatan mesin, yang sering kali menampilkan jaring berbentuk geometris, kini diproduksi menggunakan benang serat sintetis untuk meningkatkan daya tahan dan keserbagunaan. Sebagai contoh:

  • Renda Bobbinet: Dilengkapi jaring heksagonal, ideal untuk kerudung, gorden, dan pekerjaan applique.
  • Renda barmen: Dikenal dengan pola sudut dan teksturnya yang berat, biasanya digunakan untuk produksi renda yang kasar.
  • Renda dedaunan: Menawarkan berbagai pola yang tak terbatas dan menggunakan benang yang beragam, sehingga cocok untuk aplikasi fashion dan dekorasi.

Aplikasi dan Inovasi Modern

Kemajuan dalam serat sintetis, terutama poliester tahan cahaya, telah merevitalisasi produk seperti tirai mesin buatan Nottingham. Selain itu, kekuatan dan keterjangkauan serat sintetis telah memperluas ketersediaan tali dan jaring tipis.

Rangkaian produk rajutan lusi telah berkembang melampaui tekstil tradisional hingga mencakup kain teknis untuk pakaian olahraga, interior otomotif, dan tekstil medis. Keserbagunaan rajutan lusi menjadikannya metode yang sangat penting untuk mengembangkan tekstil yang inovatif dan fungsional di berbagai industri.

Kesimpulan

Rajutan lusi bukan hanya tentang menciptakan kain yang tahan lama dan fleksibel-ini adalah tentang menggabungkan tradisi dengan inovasi. Seiring dengan berkembangnya mesin dan diperkenalkannya serat-serat baru, rajutan lusi terus memainkan peran penting dalam industri tekstil, memenuhi tuntutan estetika dan teknis. Memahami mekanisme, jenis, dan aplikasinya memungkinkan kita untuk menghargai dampaknya pada produksi tekstil modern.